Diperkenalkan Pak Palaguna kepada Presiden Megawati
(Mengenang 3 : H.Z.B. Palaguna, Mantan Gubernur
Sulawesi Selatan)
Oleh : Haidir Fitra Siagian
Sulawesi
Selatan mendapat kehormatan istimewa, menjadi tempat kunjungan perdana Presiden
Megawati Soekarnoputri beberapa hari setelah dilantik sebagai Presiden RI ke-4
pada akhir pekan Juli 2001. Ibu Presiden saat itu dijadwalkan meresmikan
beberapa proyek besar di Sulawesi Selatan. Di antara yang saya ingat adalah
terminal peti kemas pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar. Peresmian beberapa
proyek tersebut, sesuai jadwal berlangsung pada hari Sabtu, 28 Juli 2001. Sehari sebelum peresmian, tepatnya hari
Jum’at, 27 Juli 2001, diadakan silaturahmi dan makan malam bersama pejabat
pemerintah, unsur Muspida, pimpinan organisasi sosial-keagamaan, dan tokoh
masyarakat Sulawesi Selatan.
Ba’da
Jum’at, saya sudah menerima telepon dari Pak K.H. Nasruddin Razak, Ketua
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan. Beliau minta ditemani untuk
menghadiri pertemuan dengan Presiden Megawati, Jumat malam di Baruga Sangiaseri
kompleks Gubernuran, Makassar. Saya agak kaget juga diajak ikut silaturrahmi
dengan Ibu Presiden. Ternyata anggota pimpinan lainnya tak sempat ikut karena
sudah ada jadwal masing-masing. Oleh Pak Kiyai, saya diminta memakai baju yang
rapi. Saya tak terbiasa dengan pertemuan yang demikian, apalagi dengan
pertemuan dengan orang nomor satu di negeri ini. Bingung juga saya mau memakai
baju apa. Akhirnya saya memakai jas warna abu-bu lengkap dengan dasinya. Jas
pinjaman dari abang saya, Ardol Rifai Siagian yang saat itu masih tinggal
berjualan di Jalan Gunung Lompobattang, Makassar.
Lewat
jam lima sore sedikit, Pak Kiyai sudah tiba di depan kantor Muhammadiyah dengan
mobil kijang baru warna biru. Saya langsung naik dan mengambil alih kemudi.
Saat itu belum sangat lancar bawa mobil, baru beberapa minggu selesai belajar
di salah satu tempat kursus nyetir. Biaya kursur sebesar tiga ratus dua puluh
ribu itu atas budi baik Bang Syarifuddin Yusuf, Wakil Rektor Universitas
Muhammadiyah Parepare. Suara mengaji dari berbagai masjid di Kecamatan Ujung
Pandang masih terdengar jelas ketika kami tiba di Jalan Sungai Tangka, belakang
rumah jabatan Gubernur Sulawesi Selatan. Sudah banyak mobil yang parkir di sisi
kanan jalan. Tampak pula kendaraan militer dan aparat keamanan mengatur lalu
lintas. Saya dan Pak Kiyai segera berjalan menuju gerbang belakang.
Di
sana sudah diadakan pemeriksaan orang-orang yang akan masuk gubernuran. Ada
beberapa pintu masuk yang dilengkapi metal detektor. Dalam undangan tertulis
acara mulai pukul 19.00 Wita, sebelum pukul 18.00 Wita kami sudah datang.
Tampaknya kami termasuk tamu yang pertama datang. Awalnya dua orang petugas
(wanita) memeriksa undangan kami. Pak Kiyai pun memperlihatkan undangannya.
Seorang diantaranya bilang bahwa undangan ini hanya untuk satu orang saja. Pak
Kiyai bilang, kami ini diundang sebagai pimpinan. Saya datang sebagai ketua dan
ini (maksudnya saya) mewakili sekretaris saya, jelas Pak Kiyai. Lalu salah
seorang minta izin akan konsultasi dulu kepada komandannya. Bersamaan dengan
itu, suara azan sudah bergema dari berbagai masjid. Kami minta izin shalat
magrib dulu di masjid dalam kompleks Gubernuran.
Setelah
salat magrib, kami kembali ke depan pintu gerbang dan oleh petugas
dipersilahkan langsung masuk ke dalam Baruga Sangiaseri karena Ibu Presiden
tidak lama lagi akan tiba di lokasi. Saya dan Pak Kiyai masuk ke dalam baruga
bersama dengan undangan lainnya yang jumlahnya sudah sangat banyak tanpa
melalui pemeriksaan lagi. Pak Kiyai mendapat bagian depan dan saya menyesuaikan
diri di bagian belakang. Dari sekian banyak undangan, mungkin saya yang paling
muda. Tampak saya lihat rekan saya sesama alumni Jurusan Jurnalitik, Yusuf
Ahmad, dengan menenteng kamera panjang berjalan santai dengan beberapa jurnalis
berbagai media lokal dan nasional. Ada juga rekan saya, Syarief Amier, yang saat
itu bekerja sebagai jurnalis di koran nasional.
Kemudian
petugas protokol mengumumkan bahwa presiden akan segera datang. Semua hadirin
segera bergegas ke pintu utama, membentuk formasi berdiri kiri-kanan. Saya mendekat
kepada Pak Kiyai. Tampaklah Presiden Megawati Soekarnoputri memasuki baruga
didampingi Gubernur Sulawesi Selatan, H.Z.B. Palaguna. Sambil berjalan, Pak
Palaguna memperkenalkan hadirin yang berjejer menyambut presiden. Ketika persis
di depan kami, Pak Palaguna memperkenalkan kami : “Ini dari Muhammadiyah, Bu”,
kata Palaguna. Pak Kiyai mengulurkan tangannya dan sepersekian detik saya pun
menjabat tangan Ibu Presiden sambil mengeluarkan seyumnya yang khas sebagaimana
sering terlihat di layar kaca waktu itu. Alhamdulillah, inilah pertama kalinya
saya bersalaman langsung dengan seorang presiden, 19 tahun lalu. Senang rasanya,
bisa bertemu dengan orang paling penting di negeri ini.
Acara
ramah tamah dan silaturahmi pun berlangsung dengan baik. Sesaat sebelum pulang,
beberapa wartawan masih mencegat Ibu Presiden di depan pintu utama. Menanyakan
beberapa hal. Terhadap beberapa pertanyaan wartawan tadi, oleh Ibu Presiden
diserahkan kepada Pak Palaguna menjawabnya.
Beberapa
hari lalu, Pak Palaguna telah mendahului kita, dalam usia delapan puluh tahun
lebih. Semoga jasanya dalam memimpin dan membangun Sulawesi Selatan menjadi amal jariyah baginya di
akhirat kelak. Amiin ya Rabbal’alamien.
Gwynenville, NSW, Australia, 09.10.2019 qabla Magrib
Foto : Bonepos.com
Foto : Bonepos.com
0 Comments