About Me

CITIZEN: Kerajaan Malaysia Subsidi Buka Puasa

Dimuat di Tribun Timur Kamis, 4 Agustus 2011

TRIBUN-TIMUR.COM -- Hari ini adalah hari keempat saya melaksanakan ibadah puasa ramadhan di Malaysia, tepatnya di Kampus Universiti Kebangsaan Malaysia, Bandar Bangi, Selangor Darul Ehsan, sekitar satu jam dari Kuala Lumpur.

Sebenarnya sejak bulan lalu hingga 12 September nanti, kampus UKM cuti dari perkuliahan. Inilah yang membuat teman-teman dari Makassar pulang beberapa hari lalu untuk berpuasa dan merayakan idul fitri. Saya sendiri tidak pulang karena mendapat tugas dari penyelia (dosen pembimbing) untuk tetap dalam kampus melalukan literatur review di perpustakaan. Pelajar Makassar yang tidak pulang selain saya adalah Abidin (Unhas), Baso Iwan (Pemda Maros), dan Syarifuddin Mustari (PNS Pemprov).

Meskipun mahasiswa sementara cuti dan suasana dalam bulan puasa, aktivitas dosen dan karyawan kampus tetap berjalan sebagaimana mestinya. Walaupun tidak ada aktivitas mengajar, dosen tetap masuk pada hari pertama puasa mulai pukul 08.00 pagi hingga pukul 06.00 petang, termasuk juga seluruh staf. Demikian pula dengan perpustakaan dan laboratorium tetap dibuka. Namun karena sementara cuti, suasana perpustakaan tampak lebih lengang, akan tetapi masih banyak aktivitas di sini, terutama pelajar program doktor dari Timur Tengah dan Afrika yang melakukan literatur review seperti saya.

Sudah empat kali saya buka puasa di masjid. Setiap masjid di Malaysia menyelenggarakan buka puasa dengan menu ringan dan makan malam. Sebagian dana untuk buka puasa ini adalah dari jamaah dan sebagian lagi adalah subsidi pihak kerajaan. Di sini, semua masjid adalah milik kerajaan, berbeda dengan di Indonesia, dimana masjid bisa

 milik organisasi, yayasan, atau bahkan perseorangan. Tidak

  boleh ada pihak-pihak tertentu yang mengklaim suatu masjid. Sehingga masjid di sini semuanya bagus, karena dibangun oleh kerajaan. Selain mensubdidi buka puasa, Kerajaan Malaysia juga menyiapkan tunjangan khusus untuk imam tarwih.

Biasanya setelah pulang dari perpustakaan, pukul 06.00 petang saya berjalan kaki sekitar 1 km dan singgah di Masjid Pusat Islam UKM. Ukuran masjid ini hampir sama dengan ukuran Masjid Raya Makassar. Saat berbuka puasa, ada yang terasa janggal. Semua jamaah makan menggunakan piring besar, seukuran kappara (baki) di Majene. Setiap piring berisi nasi dan lauk pauk serta buah-buahan untuk porsi lima orang jamaah.

 Selesai makan, salah seorang jamaah itu wajib mencuci piring dan mengembalikan ke tempat semula. Setiap buka puasa, ada sekitar 200 orang jamaah yang datang, terutama pelajar-pelajar UKM yang baru keluar dari perpustakaan atau laboratorium. Di samping itu, banyak juga jamaah yang datang bersama seluruh keluarganya. Tetapi mereka datang buka puasa dengan menu yang mereka bawa sendiri. Para keluarga ini akan tinggal di masjid hingga selesai shalat tarwih.(*)

 
dikutip dari link http://makassar.tribunnews.com/2011/08/04/citizen-kerajaan-malaysia-subsidi-buka-puasa
 
Editor : Ina Maharani dan Suryana Anas

Post a Comment

0 Comments

close