About Me

Menerima Islam sebagai Agama Terakhir


Ceramah Agama Bersama Muallaf
Salam Maal Hijrah 1436 H. Dalam rangka memperingati hari raya tahun baru Islam 1436 H, tadi antara Magrib-Isya di Surau Asy Syakirin Taman Tenaga Kajang Selangor Darul Ehsan, Malaysia, diadakan ceramah agama. Menampilkan seorang ustaz dari Aceh, Dr. Faisal Abdurrahman. Bersama beliau menampilkan tiga orang muallaf keturunan Cina, dua lelaki dan satu wanita.

 

 Lelaki pertama, Encik Imran, mengaku awalnya masuk Islam karena mahu kawin dengan seorang Muslima. Lelaki kedua, Encik Tan Si Kai, mengaku masuk Islam karena banyak berdiskusi dengan teman-temannya sewaktu sekolah kemudian dia mempelajari Islam melalui internet. Ketiga, seorang perempuan, bernama Mei, mengaku masuk Islam karena adanya beasiswa. Maksudnya adalah ketika dia menerima beasiswa, saat itu dia tidak tahu ingin menjahirkan rasa syukurnya dalam bentuk apa. Dalam agamanya tidak mengajarkan hal ini. Sedangkan dalam Islam, bentuk kesyukuran adalah mengucapkan Alhamdulillah dan sujud syukur. 
 

Ketiga nama tadi (maaf jika saya kurang pas menyebut nama, karena hanya mendengar saja), sekarang sudah masuk Islam secara sempurna dan bergembira masuk Islam, meskipun ada penentangan dari pihak keluarga mereka. Foto-foto di bawah ini adalah hantaran dari adinda Dedy Sulfriady Aslam, kepadanya diucapkan terimakasi.

 Beberapa hal lain lagi yang penting saya catat dari ceramah tadi adalah:
1. Kita umat Islam harus dengan senang hati menerima kalau ada orang Cina atau orang lain yang masuk Islam. Jangan curiga kepada mereka akan berbuat apa-apa atau pura-pura masuk Islam hanya karena mahu kawin atau hal lain, karena hanya Allah SWT yang akan tahu dan memberikan hidayah kepada mereka.
2. Bagi Muallaf di Malaysia, harus meyakini Islam adalah agama terakhirnya, karena di Malaysia tidak boleh ada warganegaranya yang keluar atau murtad dari agama Islam. Jika ada yang murtad, maka akan diadili oleh mahkamah pengadilan.
3. Orang yang masuk Islam itu adalah berbeda-beda caranya. Ada yang cepat, ada pula yang lambat. Oleh karena itu, apabila ada muallaf, harus diajari dalam melaksanakan ibadah.
4. Pada pandangan saya selama ini, sebagian besar muallaf, baik di Malaysia maupun di Indonesia, cenderung melaksanakan Islam dengan baik dan sempurna. Kadang kelihatan muallaf lebih banyak beribadah dengan tertib, dibanding umat Islam itu sendiri. Hanya memang di Indonesia, sering kita mendengar ada orang masuk Islam untuk menikah dengan wanita Muslim, kemudian dia kembali masuk ke agamanya yang semula. Ini memang tidak baik.***

Wassalam.





Post a Comment

0 Comments

close