About Me

Tidak Baik Menceritakan Kejelekan Orang lain dan Ormas Islam

(Anakku Luqman, berada di samping kuburan ayahku, Muhammad Dollar Siagian, di pekuburan Islam Desa Pangurabaan Kecamatan Sipirok Tapanuli Selatan Sumatra Utara. Jika ada kesalahan ayahku, mohon dimaafkan atau disampaikan langsung kepada saya).

Menceritakan Perilaku Individu dan Posisi Ormas Islam   

          Tidak jarang dalam kehidupan keseharian, sebagai manusia biasa kita tidak menyadari bahwa apa yang kita lakukan dan apa yang kita ceritakan kepada orang lain tentang seseorang atau pihak tertentu, adalah satu kesalahan di sisi agama. Hal ini juga berlaku kepada saya pribadi,  tidak jarang saya melakukan perbuatan yang sesungguhnya adalah dapat dikategorikan sebagai satu bentuk penghinaan, membuka aib dan menyebarluaskan kejelekan orang lain. Dalam istilah hukum mungkin ini yang dikatakan sebagai pencemaran nama baik. Terkadang pula saya sebenarnya mengetahui hal itu adalah satu kekeliruan, akan tetapi, dasar sebagai manusia biasa, sehingga tidak menyadarinya atau lupa diri.
          Atas berbagai dalih, kita kadang-kadang menganggap bahwa menceritakan kejelekan orang lain adalah sesuatu hal biasa. Boleh jadi pula bahawa mungkin kita memiliki dalil fiqih dan hadist Nabi yang membolehkannya. Kadang kita beralibi dan berargumentasi, bahwa ini ada hikmahnya. Kita merasa gembira dan senang karena mungkin telah meluahkan perasaan yang terpendam dalam hati kita tentang perbuatan seseorang kepada kita, dengan menceritakan apa yang pernah dia perbuat kepada orang lain. Kita mungkin dapat merasa bangga dan merasa menang atas apa yang telah kita katakan tersebut.  Wallahu’alam.
          Akan tetapi, pada pandangan saya, menceritakan  satu perkara yang jelek atau yang tidak baik, dimana mungkin pernah dilakukan oleh orang lain kepada kita, ataukah mungkin dilakukan oleh seseorang dari anggota ormas Islam kepada kita, adalah perkara yang kurang tepat dan kurang beradab. Dengan alasan sebagai berikut:
1.     Mungkin saja apa yang kita ceritakan tentang kejelekan seorang itu atau seorang anggota ormas Islam tersebut, tidak begitu persis kenyataannya. Karena cara pandang atau persepsi kita dengan orang lain, tentu adalah berbeda. Bagaimanapun kita sebagai manusia biasa, jika pernah diperlakukan tidak baik oleh orang lain, jika persepsi atau ekspektasi kita kepada seseorang itu adalah jelek, jika dari awal kita sudah mencurigainya, apalagi kita berbeda organisasi dengannya, maka hampir semua perilakunya akan jelek dalam pandangan kita. Dan kita cenderung melupakan seluruh kebaikannya, yang kita ingat adalah ketidakbaikannya.

2.     Tidak tertutup kemungkinan, bahwa apa yang pernah dia perbuat kepada kita, walaupun dalam pandangan kita itu adalah jelek, memiliki hikmah atau satu sikap, yang dalam pandangannya adalah baik dan seseuai kewenangan yang ada pada kita. Atau sama sekali tidak seperti itu maksudnya. Hanya saja karena kita merasa atau menganggap itu adalah merugikan kita, sehingga kita menyatakannya adalah satu kesalahan dan mempolakannya itu sebagai kejelekannya, dan perlu diceritakan kepada orang lain.

3.     Menceritakan kejelekan orang lain, apalagi jika orang tersebut sudah meninggal dunia, tentunya bukanlah satu sikap orang yang beradab, apalagi diulang secara terus-menerus, bertahun-tahun, dan tiada hentinya.  Terhadap orang yang sudah meninggal dunia, tentunya kita tidak dapat lagi mengkroscek, sejauh manakah kebenaran hal yang pernah kita alami tersebut. Sebabnya adalah dia sudah berada dalam kuburan. Tak mungkin kita datang ke kuburan untuk mempertanyakannya. Justeru, pada pandangan saya, terhadap orang yang sudah meninggal dunia, jika ada kesalahannya, baiknya kita maafkan dan doakan kepada Allah Swt, supaya diberikan ampunan dan tempat yang layak di sisi-Nya. Adapun kebaikan-kebaikannya adalah kita kenang, supaya ada hikmah yang dapat diambil sebagai pelajaran bagi kita ataupun kepada pihak lain.

4.     Demikian pula menceritakan satu kejelekan ormas Islam, juga adalah tidak baik. Sebab dalam pandangan saya, semua ormas Islam adalah semuanya baik, tidak ada jeleknya. Saat ini saya mengkaji terhadap tujuh ormas Islam (NU, MUI, ICMI, Wahdah Islamiyah, Muhammadiyah, Muslimat NU dan Aisyiyah) di Sulawesi Selatan, pelbagai dokumennya saya sudah baca dengan baik. Merujuk kepada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga ormas tersebut, semuanya adalah rasional dan mantap. Bahwa di kemudian hari kita menemukan ada satu dua sikap pribadi anggota ormas Islam yang menurut kita tidak baik (karena merugikan diri kita sendiri), tentu hal itu tidak menggambarkan sikap ormas Islam tersebut. Jadi tak perlu mengaitkannya dengan ormas Islam berkenaan, apalagi diceritakan hingga berulang-ulang, bertahun-tahun. Terhadap semua ormas Islam, kita mesti menyadari bahwa tujuannya adalah untuk membawa seluruh umat Islam ke arah yang sesuai dengan tuntunan ajaran Al Qur’an dan Hadist. Maka lebih baik kita mendukung semua ormas Islam sesuai kemampuan kita, ketimbang mengungkit-ungkit hal yang dilakukan oleh segelintir anggotanya, yang juga tidak dapat dibuktikan bahwa itu adalah sikap resmi daripada ormas berkenaan.

5.     Hal agak aneh juga saya rasakan adalah, mengapa mesti kepada saya itu diceritakan. Padahal saya tak memiliki hubungan keluarga secara dekat dengan orang tersebut. Bahwa saya pernah menjadi ajudannya, dan mungkin satu organisasi dengan orang tersebut, saya pikir hal itu  tidak ada gunanya diceritakan kepada saya, apalagi terlalu sering berulang-ulang dan bertahun-tahun. Temanya juga itu-itu saja.

6.     Sekiranya masih mau menceritakan kejelekan orang-orang tersebut, sebaiknya jangan lagi kepada saya. Jika anda menceritakannya kepada rumput yang bergoyang mahupun kepada desiran ombak di tepi pantai, mungkin itu lebih baik bagi anda. Atau jika mahu secara jantan, datangilah orang tersebut, klarifikasi apa sesungguhnya yang terjadi. Jika dia sudah meninggal, coba datangi kuburannya, bila perlu nanti saya dampingi.

7.     Saya secara pribadi menyadari bukanlah orang yang sempurna, akan tetapi senantiasa berusaha untuk tidak ikut-ikutan membahas kejelekan orang lain. Jikapun saya pernah menceritakan kejelekan orang lain, itu adalah satu kekurangan dan kebodohan saya, maka perkenankanlah dengan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan jika suatu saat nanti, teman-teman melihat dan mendengar saya melakukan yang perkara yang sama, mohon saya ditegur atau diingatkan.
Demikianlah semoga bermanfaat, demi kebaikan kita bersama. Saya sengaja menulis perkara ini, karena saya tidak tega kita semua terjerumus kepada sikap yang tidak baik, apalagi dilakukan secara terus-menerus. Anggaplah bahawa apa yang saya lakukan ini adalah bagaian daripada dakwah dan upaya saya mengajak kita untuk senantiasa berada dalam koridor yang tepat, saling menghargai, tenggang rasa dan memahami perasaan antarasesama. Dan kepada teman-teman semuanya agar dapat mengambil iktibar dari apa yang saya sampaikan ini.Wassalam. Aras 3 PTSL Kampus UKM Bangi, bilik karel 5, pukul 11.30 Mal, Jum’at, 30 Januari 2015 jelang shalat jum’at……(diedit kembali sebelum dimuat dalam blog, hari dan tempat yang sama jelang Ashar).


Post a Comment

0 Comments

close