About Me

In Memoriam Ustadz H. Usman Laba, Lc.


Sebelum Meninggal, Ustaz Usman Laba Larang Santri Pulang Kamis





Haidir Fitra Siagian (berkopiah) saat buka puasa bersama alumni Fakultas Kedokteran Unhas 94 dan Ustaz Usman Laba (kanan) di Ponpes Wadilqurra', Rabu petang (30/5/2018).
RAKYATKU.COM - Meninggalnya pimpinan Pondok Pesantren Wadilqurra' Gowa, Ustaz Usman Laba Lc menyisakan kesedihan mendalam. Apalagi, kepergiannya terkesan mendadak, Kamis pagi (31/5/2018).
Usman Laba dikenal sebagai gurunya para penghafal Alquran. Tidak terhitung murid yang dia bimbing secara langsung untuk menjadi hafiz atau penghafal Alquran 30 juz. Hingga akhir hayatnya, dia masih bergelut di pondoknya yang memang khusus mencetak hafiz dan hafizah.
Tak hanya itu, Usman Laba juga dikenal salah seorang pelopor salat tarawih satu juz per malam. Salah tarawih tetap delapan rakaat tetapi dengan bacaan yang panjang. Dengan demikian, Alquran khatam bertepatan dengan malam terakhir Ramadan.
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Islam dan Bahasa Arab (STIBA) Makassar Muhammad Yusran Anshar Lc MA PhD mengatakan, Usman Laba imam pertama yang memimpin salat tarawih satu juz per malam di Masjid Wihdatul Ummah, Jalan Abdullah Daeng Sirua sekitar tahun 1998.
Usman Laba memang mendedikasikan hidupnya untuk mencetak generasi penghafal Alquran. Sebelum mendirikan ponpes Wadilqurra' di Gowa, Usman Laba tercatat sebagai pimpinan ponpes tahfiz pertama yang dimiliki Wahdah Islamiyah di Kassi, Antang, Makassar. Itu juga terlihat dari keturunannya. Dari enam anaknya, tiga di antaranya sudah hafal 30 juz.

Larang Santri Pulang Kamis


Salah seorang dosen UIN Alauddin Makassar, Haidir Fitra Siagian juga menceritakan interaksinya dengan almarhum. Kebetulan, salah seorang putrinya ikut menimba ilmu di pondok pesantren yang berlokasi di Dusun Peo, Desa Bela Bori, Kecamatan Parangloe, Kabupaten Gowa tersebut.
Pada Rabu malam, Hadiri mengaku masih sama-sama berbuka puasa. Saat itu, alumni Fakultas Kedokteran Unhas 94 mengadakan bakti sosial di pesantren tersebut. 
"Ada Pak Ismail, dr Zul dan dr Aziz. Beliau (Usman Laba) masih menjadi imam salat magrib. Hustru siang ini (Kamis) saya ikut mensalatkannya. Saya ingat tadi malam, saya merasa risih karena beliau sendiri yang melayani kami; mengambil nasi kotak, kipas angin, tisu, dan air mineral," tulis Haidir di status Facebook-nya.
"Setiap saya ke pesantren selalu menyapa beliau walaupun tak banyak bicara. Pesantren ini khusus penghafal Quran saja. Dulunya berada di tiga tempat. Sekarang sudah menyatu di sini sebelum Ramadhan kemarin," tambah Haidir.
"Sudah banyak alumninya yang hafal 30 juz baik ikhwan maupun akhwat. Putriku juga santriwati di sini. Sudah melewati targetku hafalannya walaupun baru setahun di sini," lanjutnya.
Berdasarkan cerita dari putrinya, Ustaz Usman Laba masih sempat menyampaikan ceramah tarawih. Dia mengingatkan agar santri jangan lupa salat dan tetap semangat belajar. 
Pada Rabu malam, usai buka puasa bersama, Haidir sebenarnya mengajak anaknya pulang bareng. Maklum, pondok pesantren sudah libur terhitung Jumat (1/6/2018). Namun, putrinya menolak. Katanya, Ustaz Usman Laba sudah berpesan kepada seluruh santri agar jangan pulang dulu pada Kamis (31/5/2018).
"Santri baru boleh pulang esok, hari Jumat karena sesuai jadwal mulai esok pesantren akan libur sampai Lebaran," tulis Haidir. Ternyata, itu salah satu sinyal akan kepergiannya menghadap Sang Khalik.
Rencananya, Ustaz Usman Laba akan berangkat ke Tanah Suci hari ini, Jumat (1/6/2018). Dia akan melakukan iktikaf di Masjidilharam pada akhir Ramadan. Namun, Allah memanggilnya lebih dahulu.
Pelayat Menyemut
Kepergian Ustaz Usman Laba dilepas ribuan orang. Haidir menceritakan pelayat yang membeludak untuk mensalatkan jenazah dan mengantarnya ke liang lahat.
"Saya terenyuh melihat jumlah pelayat yang datang ke sini, pedalaman Gowa, dua jam perjalanan dari Makassar. Yang menjalankan salat jenazah juga sangat ramai. Ini pertama kali saya melihat jumlah jemaah sebanyak ini. Mungkin inilah pertanda bahwa almarhum adalah sosok mujahid yang shaleh dan berwibawa," katanya.
Jenazah Usman Laba dua kali disalatkan. Pertama usai salat zuhur di Ponpes Wadilqurra' lalu salat kedua di Masjid Anas bin Malik, kompleks kampus STIBA Makassar, Kecamatan Manggala. Selanjutnya dimakamkan di pekuburan Baqi milik Wahdah Islamiyah di Desa Moncongloe Lappara, Maros.

Catatan : sebagian berita ini adalah berasal dari status saya di Fb, semoga bermanfaat. Wassalam.


Post a Comment

0 Comments

close