Memersoalkan Postingan Saya
Untuk yang kesekian kalinya saya diperingatkan oleh seseorang dalam grup WA. Dia minta saya tidak memosting suatu informasi dalam grup dimaksud. Sarannya agar dimasukkan saja dalam blog.
Sampai di sini tidak ada masalah. Saya pikir itu ada baiknya. Itu adalah saran yang tidak jelek. Hanya saja bagi saya ada sedikit kendala. Disamping itu, bagi saya apa yang saya posting, menurut pikiran saya adalah bentuk dakwah. Ada pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Ada hikmah dan ikhtibar yang bisa diambil dari isi postingan berkenaan.
Justru saya tidak pernah memosting berita-berita hoax, yang berbau por.., yang memitnah, yang menghasut. Saya kira juga tidak ada postingan saya yang masuk dalam kategori melanggar Pancasila dan UUD 1945. Juga tidak melanggar UU IT. Justru sy lihat beberapa teman yang memosting hal demikian, justru tidak dilarang atau malah diberi jempol.
Akan tetapi demikianlah adanya. Setiap manusia memiliki cara pandang sendiri. Ada cara pandang yang modern dan berkemajuan. Ada juga cara pandang yang sebaliknya. Semua itu tidak lepas dari siapa kita. Siapa teman kita. Buku apa yang kita baca. Dan apa tujuan hidup kita.
Bahkan pernah dalam satu grup, saya dikeluarkan. Alasannya postingan saya tidak sesuai dengan visi dan misi grup itu. Katanya mereka sedang memperjuangkan tambahan uang. Katanya sesuai hak-haknya, mereka diperlakukan tidak adil. Saya tidak pernah terlibat dalam pembicaraan tersebut. Padahal pun saya juga suka tambahan uang. Malahan saya tetap memosting artikel yang dalam pandangan saya, isinya mengandung hikmah.
Akan tetapi keinginan untuk mendapatkan uang tambahan tadi lebih penting daripada membaca nasihat dan informasi positif. Akhirnya saya dikeluarkan dari grup setelah mendapat ancaman sebelumnya.
Apa saya sedih dikeluarkan dari grup? Tentu sedih. Sedih karena saya sadar masih ada teman-teman saya yang masih kurang dewasa dalam bersikap dan bertindak.
Wassalam
Haidir Fitra Siagian
Samata Gowa 12 08 2018
Jelang Magrib
Untuk yang kesekian kalinya saya diperingatkan oleh seseorang dalam grup WA. Dia minta saya tidak memosting suatu informasi dalam grup dimaksud. Sarannya agar dimasukkan saja dalam blog.
Sampai di sini tidak ada masalah. Saya pikir itu ada baiknya. Itu adalah saran yang tidak jelek. Hanya saja bagi saya ada sedikit kendala. Disamping itu, bagi saya apa yang saya posting, menurut pikiran saya adalah bentuk dakwah. Ada pesan-pesan moral yang terkandung di dalamnya. Ada hikmah dan ikhtibar yang bisa diambil dari isi postingan berkenaan.
Justru saya tidak pernah memosting berita-berita hoax, yang berbau por.., yang memitnah, yang menghasut. Saya kira juga tidak ada postingan saya yang masuk dalam kategori melanggar Pancasila dan UUD 1945. Juga tidak melanggar UU IT. Justru sy lihat beberapa teman yang memosting hal demikian, justru tidak dilarang atau malah diberi jempol.
Akan tetapi demikianlah adanya. Setiap manusia memiliki cara pandang sendiri. Ada cara pandang yang modern dan berkemajuan. Ada juga cara pandang yang sebaliknya. Semua itu tidak lepas dari siapa kita. Siapa teman kita. Buku apa yang kita baca. Dan apa tujuan hidup kita.
Bahkan pernah dalam satu grup, saya dikeluarkan. Alasannya postingan saya tidak sesuai dengan visi dan misi grup itu. Katanya mereka sedang memperjuangkan tambahan uang. Katanya sesuai hak-haknya, mereka diperlakukan tidak adil. Saya tidak pernah terlibat dalam pembicaraan tersebut. Padahal pun saya juga suka tambahan uang. Malahan saya tetap memosting artikel yang dalam pandangan saya, isinya mengandung hikmah.
Akan tetapi keinginan untuk mendapatkan uang tambahan tadi lebih penting daripada membaca nasihat dan informasi positif. Akhirnya saya dikeluarkan dari grup setelah mendapat ancaman sebelumnya.
Apa saya sedih dikeluarkan dari grup? Tentu sedih. Sedih karena saya sadar masih ada teman-teman saya yang masih kurang dewasa dalam bersikap dan bertindak.
Wassalam
Haidir Fitra Siagian
Samata Gowa 12 08 2018
Jelang Magrib
0 Comments