About Me

Salat Id Bersama Komunitas Muslim Dunia


Salat Id Bersama Komunitas Muslim dunia
Oleh : Haidir Fitra Siagian 

Setelah tiba minggu lalu, baru kali inilah  kesempatan pertama bagi kami mengikuti shalat idul fitri di negeri Kanguru, Australia ini. Kami berangkat naik bus ke lokasi shalat sekitar dua km ke arah kota. Suasana sangat dingin masih gelap dan hujan setengah deras. Suhu sekitar 8°C. Saya memakai baju hingga empat lapis dan switer bagian luar dengan kepala tertutup. Itupun masih dengan dingin apalagi kena air hujan.

Sekitar lima menit naik bus sudah tiba di halte depan stadion. Jalan kaki sekitar 300 meter msnyusuri rintik-rintik hujan melalui pedesterian sepanjang jalan. Ambil jalan pintas lewat lorong supaya sampai di lokasi lebih cepat.

Hujan belum reda ketika kami masuk stadion bola basket ini. Panitia mengarahkan lelaki masuk lewat pintu depan dan wanita ke bagian belakang gedung. Tampak beberapa polisi Australia pakaian dinas berada di lokasi dengan mobil patrolinya.

Di dalam gedung sudah ramai umat Islam yang akan ikut shalat. Baik anak-anak, orang tua, remaja dan para mahasiswa. Mereka berjejer ke samping membentuk saf sesuai arahan panitia. Karena kami agak terlambat, maka kami berada dapat saf bagian agak ke belakang.


Kami satu jajar dengan beberapa orang jamaah dari Malaysia dan Saudi Arabia. Alunan takbir dan tahmid tetap bergema seluruh gedung, dipimpin oleh Imam dan diikuti seluruh jamaah.

Tak lama kemudian imam takbir tanda salat sudah dimulai. Beberapa jamaah baru tiba dan segera bergabung. Hujan di luar belum reda. Tapi suhu dalam ruangan sudah mulai hangat karena ramai orang. Saya sendiri memakai baju batik dan peci hitam menandakan saya dari Indonesia. Jamaah lainnya datang dengan pakaian khas negara masing-masing.

Setelah salat, imam membawakan khitab dalam bahasa Arab dan campur bahasa Inggris. Bertindak sebagai imam dan khatib adalah imam besar Masjid Omar Wollongong keturunan Lebanon. Tadi saya sempat foto dengan beliau.

Setelah khutbah, kami semua salam-salaman. Tak terbatas dari jamaah Indonesia saja. Saya bertema dengan berbagai jamaah dari berbagai negara.

Suasana shalat idul fitri 1 Syawal 1440 H bertempat di Snakepit Stadium Gwynneville bersama komunitas Muslim di Wollongong New South Wales ini memang hangat dan penuh persaudaraan. Kita bisa bersinergi dan berinteraksi bersama komunitas Muslim dari berbagai negara : Timur Tengah, Bangladesh, Afrika, Eropa, Malaysia, Singapura dan Indonesia.



Dari Indonesia saja saya bertemu dengan mahasiswa dari berbagai daerah. Jakarta, Padang, Bandung, Surabaya dan Aceh. Saya mudah dikenal karena memakai baju batik dan peci hitam. Kami berbaur dalam kebersamaan. Sesama Musmil dan sesama Indonesia. Ya, boleh juga kami mengklaim sesama yang cinta NKRI.

Uniknya lebaran di sini adalah adanya pembagian makanan. Ini sudah menjadi ciri khas komunitas Muslim di Wollongong. Beberapa warga Arab menyediakan makanan ringan dan minuman ringan. Boleh diambil sendiri tanpa bayaran atau gratis. Keripik kentang, kurma, kurma, pisang, jeruk, baklava roti khas Arab. Minumannya terdiri dari cocacola dan jus jeruk. Ambil saja yang sudah tersedia di meja.

Setelah salam-salaman, ketika akan keluar dari gedung, setiap anak diberikan kantongan berisi makanan ringan. Yang menyediakan adalah orang Arab Saudi juga. Tampaknya ini sudah menjadi tradisi mereka. Kepada anak-anak bukan diberi uang atau angpao, tapi kantongan tadi. Ada permen, coklat, jeli-jeli dan mainan boneka. Anak saya juga dapat satu kantong.

Hujan belum reda. Jamaah sudah berkurang. Saya masih di dalam gedung. Nyonya dan putriku berada di gedung sebelah. Ternyata mereka sudah duluan pulang. Kami pun bergegas keluar gedung dengan iringan hujan ringan. Beberapa panitia tetap berada di gedung membersihkannya. Ada pengumuman jam dan kunci mobil tertinggal. Seorang anak Arab menyerahkan kantong hadiah kepada saya. Karena stok masih banyak dan anak-anak sudah tak ada lagi. Saya menerimanya dengan senang hati.

Ketika tiba di halte, kami bertemu dengan dengan pelajar dari Indonesia, sama-sama menunggu bus, kami tinggal satu kompleks. Seorang anggota TNI Angkatan Laut asal Surabaya yang juga sedang tugas belajar di UoW dalam bidang mesin. Kami sudah salaman seusai shalat tadi.



Kulihat dia tak bawa kantongan hadiah. Ya karena dia orang tua, tentu tak dapat. Saya tahu ada anaknya satu sekolah dengan anakku. Lalu kantongan yang kuperoleh dari anak Arab tadi kuserahkan kepadanya. Untuk adik di rumah kataku. Dia senang sumringah. Anaknya masih TK dan istrinya tak sempat ikut shalat Id.

Tiba di rumah, hujan sudah reda. Nyonya dan anak-anak sudah tiba duluan di rumah. Akhirnya kami sekeluarga mengucapkan selamat Idul Fitri 1 Syawal 1440 H kepada seluruh keluarga, teman-teman sejawat, keluarga UIN Alauddin Makassar, keluarga Muhammadiyah Sulawesi Selatan termasuk Majelis Dikdasmen, famili yang ada Sumatra, Sulawesi Barat, Malaysia dan Singapura.

Juga kepada para guru dan dosen-dosenku di UKM Malaysia. Pak Dekan, Pak Rektor, serta Pimpinan UIN Alauddin Makassar. Para mahasiswaku di FDK UIN Alauddin Makassar Jurusan Ilmu Komunikasi, Jurnalistik, KPI dan Program Pascasarjana. Demikian pula mahasiswa KKN UIN Alauddin Makassar di Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, tak lupa Pak Camat dan Pak Desa.

Dengan ucapan Taqabballahu Minna Waminkum. Mohon maaf lahir dan bathin.
Wassalam

Haidir Fitra Siagian
Bersama keluarga
Gwynneville, 05.06.19

Post a Comment

0 Comments

close