Kekeringan Berkepanjangan, Muslim Australia Salat
Minta Hujan
Oleh : Haidir Fitra Siagian
Sudah
hampir selama tiga ini, musim panas terjadi di Australia secara keseluruhan. Kondisi
ini menyebakan terjadinya kekeringan berkepanjangan. Pemerintah sudah meminta
kepada warga untuk mengurangi pemakaian air untuk hal-hal yang tidak terlalu
penting atau bisa diantisipasi dengan cara lain. Seperti tidak dibenarkan
mencuci mobil dengan menggunakan air langsung dengan selang, juga menyiram
tanaman secara berlebihan.
Di
beberapa wilayah negara bagian New South Wales, Victoria dan Australia Selatan,
terjadi pula kebakaran hutan dan padang rumput dengan intensitas yang sangat
besar. Pemerintah telah melakukan
berbagai upaya untuk memadamkan api. Hingga sekarang ini, masih belum padam. Akibat
kebakaran, telah menimbulkan korban jiwa manusia, harta, dan juga hewan ternah
serta binatang yang berkeliaran di hutan. Kebakaran ini pun menimbulkan
pencemaran udara yang buruk untuk kesehatan. Bau sengat yang berasal dari asap
kayu, beberapa kali tercium pada subuh hari. Jarak pandang pun pernah sangat
terbatas akibat kepulan asap yang menutupi jalanan.
Dalam
satu minggu ini, suasana mendung menyelimuti Kota Wollongong, New South Wales, seolah-olah akan turun hujan
lebat. Pernah sekali turun hujan gerimis dengan intensitas yang sangat sedang. Setelah
itu, awan tebal kembali menjadi terang. Hujan pun tidak jadi turun. Sementara kebakaran
hutan dan semak di berbagai kawasan masih terus berlangsung. Kekeringan pun
menyebabkan jumlahnya debit air untuk keperluan warga.
Pada
hari ini, Ahad, 15 Desember 2019, muslim yang berada di kota ini berkumpul di lapangan
depan Masjid As Salam, Berkely. Dipimpin oleh Syekh Abdurrahman, yang merupakan
Imam Besar Masjid Omar, memimpin salat Istisqaa dan doa meminta kepada Allah
Swt. untuk menurunkan hujan. Kaum muslimin dan muslimat berdatangan dari
berbagai kawasan di sekitar kota ini. Salat Istisqaa ini dimulai tepat pukul
15.00 waktu setempat. Sekitar dua ratus orang bertakbir mengikut imam, terdiri
dari orang tua, anak muda, kaum perempuan serta anak-anak. Sebagian besar
terlihat yang hadir berperawakan Timur Tengah. Kami dari Indonesia yang
tergabung dalam JPI (Jamaah Pengajian Illawara) terdiri dari mahasiswa dan
pekerja ikut serta diantara barisan jamaah, termasuk mahasiswa dari Singapura
dan Malaysia.
Sebelum
acara panitia mengumumkan bahwa acara ini boleh disaksikan oleh masyarakat
sekitar karena dilakukan di lapangan terbuka, persis di pinggir jalan raya. Seorang
wartawati datang mewawancarai panitia, tentang maksud dan tujuan acara ini. Beberapa
warga lokal ikut hadir menyaksikan. Kepada mereka, panitia memberikan
penjelasan terkait dengan salat ini. Setelah itu, mereka pun dipersilahkan
mencicipi makanan ringan yang telah disiapkan di teras masjid berupa sosis dan
roti bakar.
Dalam
acara ini juga panitia mengadakan penggalangan dana. Seluruh dana yang
terkumpulkan akan diserahkan kepada pemerintah Australia untuk meringankan
beban biaya penanganan kebakaran. Beberapa waktu lalu pimpinan umat Islam di
Australia juga telah mengimbau agar umat Islam turut menggalang dana membantu
musibah ini. Acara diakhiri dengan doa bersama, agar hujan segera turun. Semoga
Allah Swt mengabulkan doa ini.
Wollongong,
15.12.19 qabla Magrib
0 Comments