Ketika Rakyat Tidak Mau Bersalaman dengan Perdana Menteri
(Foto : tangkapan layar https://youtu.be/bya2eV5qzLQ)
Sejatinya setiap kedatangan seorang pemimpin negara mengunjungi rakyatnya yang sedang terkena musibah dimanapun akan disambut dengan antusias dan mesra. Tujuan kedatangan tersebut antara lain adalah untuk memberikan dukungan moril dan memberi semangat kepada warga yang menderita tersebut. Dukungan moril perlu diberikan, selain sebagai bentuk hiburan, meneguhkan solidaritas, pun sebagai bentuk empati, merasakan apa yang sesungguhnya dirasakan oleh rakyatnya.
Melalui kunjungan pemimpin tersebut, seorang kepala negara menunjukkan bahwa mereka yang mengalami musibah tidak sendiri. Rakyat ini akan merasakan bahwa dalam keadaan yang demikian, negara benar-benar memberikan perhatian atas musibah yang dialami. Mereka juga merasa terhibur, menguatkan hari dan pikiran, akan kedatangan pemimpin tersebut. Negara berada di tengah-tengah mereka, akan melindungi dan menyelamatkan mereka.
Melalui kunjungan pemimpin tersebut, seorang kepala negara menunjukkan bahwa mereka yang mengalami musibah tidak sendiri. Rakyat ini akan merasakan bahwa dalam keadaan yang demikian, negara benar-benar memberikan perhatian atas musibah yang dialami. Mereka juga merasa terhibur, menguatkan hari dan pikiran, akan kedatangan pemimpin tersebut. Negara berada di tengah-tengah mereka, akan melindungi dan menyelamatkan mereka.
Rakyat memang berharap akan adanya bantuan untuk meringankan beban penderitaan mereka. Pun terhadap masalah yang mereka hadapi, akan mendapatkan penanganan yang lebih baik dan segera pulih kembali sebagaimana sedia kala. Lebih dari itu, berdasarkan pantauan langsung di lapangan, kepala negara melihat sendiri peristiwa apa yang terjadi. Sehingga pada saatnya, ia bersama dengan jajaran pemerintahannya, dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk menangani masalah yang terjadi, paling tidak untuk meminimalisir kejadian berikutnya agar tidak terjadi di masa depan.
Kedatangan seorang
pemimpin negara mengunjungi rakyatnya, akan disambut dengan sukacita. Salah
satu bentuk sambutan kesenangan itu yang paling mudah dilihat adalah ketika
akan diajak bersalaman, maka akan rakyat akan senang. Bahkan minta foto
bersama. Mengelu-elukannya, sembari melambaikan tangan dengan bendera kecil. Kedatangan
pemimpin akan dilayani dengan baik dan terhormat. Biasanya pula pemerintah
daerah setempat akan memperlakukan pemimpin tersebut dengan sebaik-baiknya. Pasukan
pengamanan pun akan terlihat lebih sigap, siap-siaga, menghadapi segala
kemungkinan yang bisa saja terjadi.
(Foto : tangkapan layar https://youtu.be/m0gEtQJKFLw)
Musibah kebakaran hutan
dan semak yang terjadi di Australia sudah cukup lama, menimbulkan korban dan
kerugian besar. Hingga saat ini belum ada tanda-tanda akan berhenti. Upaya pemerintah
dan relawan dalam memadamkan api sudah dilakukan dengan berbagi cara, terus
menerus tiada henti. Atas musibah ini, sang pemimpin ingin mendatangi warganya
yang sedang menderita.
Akan tetapi apa yang
terjadi Australia kemarin menunjukkan bahwa kunjungan Perdana Menteri, Scott
Morrison, ke lokasi musibah musibah kebakaran di Kota Cobargo, New South Wales,
tidak mendapatkan sambutan sebagaimana mestinya. Terlibat ada beberapa warga
yang menerima kedatangan tersebut. Namun demikian terlihat pula adanya warga
menolak menyalami sang pemimpin negara. Bahkan diantara mereka ada yang
mengeluarkan kata-kata bernada protes langsung kepada Perdana Menteri. Dalam
video yang ditayangkan media lokal diperlihatkan bahwa seorang wanita tidak mau
menyalaminya. Justru sang Perdana Menteri yang menarik tangan menggenggam perempuan
tersebut lalu menyalaminya. Sementara si perempuan dengan mimik muka yang tidak
senang, tetap mengeluarkan pernyataan protes langsung di hadapan Perdana
Menteri.
Dalam tayangan
berikutnya, diperlihatkan pula seorang bapak yang berpakaian pekerja yang baru
selesai ikut bertugas, pun tidak mau menyalami Perdana Menteri. Dia tetap
dikursinya, sambil mengeluarkan kata-kata protes. Perdana Menteri terlihat
tegar melihat sikap warganya. Tidak marah dan tidak merasa tidak dihargai
sebagai seorang pemimpin. Perdana Menteri justru menyadari dan menyatakan bahwa
dapat memahami perasaan rakyatnya yang sedang menderita akibat musibah kebakaran
tersebut.
Untuk mengikuti kejadian
tersebut, dapat dilihat pada link berikut ini :
Hikmah dari kejadian ini memperlihatkan
beberapa hal. Antara lain bahwa, dalam alam demokrasi, seorang pemimpin memang
harus segera tampil bersama rakyatnya terutama pada saat terjadi musibah,
dengan tujuan yang sebenarnya, bukan ala kadarnya. Dalam keadaan darurat, pemimpin
harus berusaha mendapatkan informasi langsung dari tangan pertama (the first-hand
information), bukan dari orang lain. Seorang pemimpin memperlihatkan jiwa
besarnya pada saat mendapatkan protes dari warganya. Protes dari seorang warga
dipandang sebagai mewakili pandangan dari warga lainnya yang terkena musibah,
yang tidak dapat dijangkau satu per satu oleh seorang pemimpin secara
langsung.***
Wassalam,
Haidir Fitra Siagian
Wollongong, 04 Januari 2020
0 Comments