About Me

Ketika Muhammadiyah Menitipkan Kadernya Pimpin Unhas


Dari Muhammadiyah untuk Unhas 
(In Memoriam Prof. Rady A. Gani)
Oleh : Haidir Fitra Siagian

Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Saya sangat gembira ketika Ibu dan Ayahku telah tiba di Makassar, setelah menempuh perjalanan lima hari enam malam dari Pelabuhan Sibolga Sumatra Utara ke Pelabuhan Soekarno Hatta Makassar, awal September 1999. Meski statusku waktu itu belum jelas, tetapi keduanya tetap ngotot datang ke Makassar. Tujuan utamanya adalah menghadiri wisudaku, sarjana sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Hasanuddin.

Tepat pada hari Rabu tanggal 9 September 1999, saya mengikuti acara wisuda sarjana. Ibu dan Ayahku ikut masuk ke balkon Baruga Andi Pangeran Pettarani, jejeran paling depan di lantai II. Kedunya menjadi saksi ketika saya melangkah ke podium kehormatan menerima selempang wisuda dan map merah dari orang nomor satu saat itu. Professor Rady A. Gani, Rektor Universitas Hasanuddin.

Innalillahi wainna ilaihi rajiun. Dini hari tadi, almarhum telah kembali ke pangkuan Ilahi Rabbi dengan tenang. Sebagai mahasiswa biasa, tak banyak kenangan saya dengan almarhum. Meskipun demikian beberapa hal yang pernah saya catat dalam memori saya, selain momen wisuda tersebut, antara lain adalah :

Pertama, sebagai rektor, beliau datang menjenguk kami yang sedang melaksanakan KKN (Kuliah Kerja Nyata) di Mandalle Segeri, Kabupaten Pangkep tahun 1998, mendampingi  Gubernur Sulawesi Selatan, H.Z.B. Palaguna. Saat itu oleh Gubernur kami diberikan hadiah "pembeli obat nyamuk" sebesar satu juta Rupiah.

Kedua, pada awal tahun 200an, sempat bersama ketika melayat di rumah mendiang istri dari Pak Kiyai Nasruddin Razak, kompleks Unhas Blok N No. 7 Baraya, Kecamatan Tallo. Beliau datang bersama dengan beberapa orang pejabat Unhas untuk memberikan ucapan duka cita atas meninggalnya almarhumah. Saya sempat salaman dan memperkenalkan diri sebagai alumni Unhas.

Ketiga, sebagai pengurus Masjid Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, akhir tahun 1990an, kami selalu mengedarkan surat permohonan memberi buka puasa kepada beberapa orang dosen Unhas. Termasuk kepada beliau. Beliau senang dan memberikan sumbangan nasi kotak kepada jamaah. Ini terjadi selama beberapa tahun.

Keempat, sebagai aktivis mahasiswa, ketika kami akan mengadakan kegiatan, selalu meminta bantuan dana kepada dosen-dosen Unhas. Meskipun tak bertemu langsung, surat kami selalu direspon melalui stafnya di lantai tiga rektorat. Jumlahnya bervariasi, mulai dari lima puluh ribu hingga dua ratus ribu Rupiah. Saat itu, uang sebesar itu sudah sangat tinggi nilainya. Bisa bisa untuk dua kali makan sebanyak tiga puluh orang peserta.

Selain menjabat sebagai Rektor Univeritas Hasanuddin, almarhum pernah menjadi Bupati Wajo dan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden pada masa Presiden SBY-JK. Pernah juga menjabat rektor pada perguruan tinggi swasta di Jakarta.

Tak banyak yang tahu jika almahum adalah kader Muhammadiyah. Beliau adalah alumni SMP Muhammadiyah Soppeng yang terletak di jalan Bila Selatan Watansoppeng. Dalam wawancara RRI tahun awal reformasi beliau mengatakan demikian. Ketika saya berkunjung ke SMP Muhammadiyah Soppeng, pun nama beliau sering disebut-sebut sebagai salah seorang alumni berprestasi.

Dalam bahasanya Pak Kiyai Nas, bahwa beliau adalah "kader Muhammadiyah yang dititipkan ke Unhas". Saya dulu juga pernah menerima sumbangan beliau untuk pembangunan Pusat Dakwah Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Tamalanrea.

Semoga Allah Swt menerima segala amal ibadahnya dan mendapat tempat yang paling muliah di sisi-Nya.

Wollongong, 13.02.20
Penulis adalah alumni Komunikasi Fisip 1999 dan PPs Komunikasi Unhas 2005, dan Dosen UIN Alauddin Makassar (non-aktif), saat ini sedang bermukim di Wollongong New South Wales Australia.

Foto : Identitas

Post a Comment

0 Comments

close