Didesak untuk Menerima Bantuan
Oleh : Haidir Fitra Siagian
Kami termasuklah orang-orang yang harus banyak bersyukur kepada Allah Swt. Tidak ada henti-hentinya mendapatkan rezki yang tidak diduga. Belum lagi, nikmat kehidupan dan kesehatan yang diberikan-Nya kepada kami.
Dalam beberapa hari belakangan ini, saya sungguh bersyukur se syukur-syukurnya. Tuhan Yang Maha Kuasa mengantarkan rezki kepada keluarga kami. Bukan soal besar dan banyaknya. Tapi ini terkait dengan ketulusan hati, budi baik sesama manusia. Sesama hamba yang diciptakan-Nya. Dari berbagai latar belakang bangsa dan agama.
Setelah kemarin dapat ikan gurita dari seorang Nasrani asal NTT, sebelumnya pun dapat ikan solmon dari teman asal Padang, pagi ini kembali dapat sembako dari seorang dermawan Muslim asal Arab. Setiap jelang Ramadhan beliau selalu bagi-bagi hadiah untuk pelajar internasional di Wollongong. Ada beras, tepung, gula, dan mie.
Pak Marco namanya. Dia memang bukan teman saya langsung. Dia adalah teman dari teman. Pak Marco asal Flores Nusa Tenggara Timur. Berkeluarga dengan seorang wanita warga negara Australia dan sudah menetap di sini. Dia mengisi waktunya di sini dengan ikut membantu menangkap ikan di laut lepas, bersama kapal besar milik perusahaan asal Italia.
Suatu ketika, dia bertemu dengan teman, pelajar Indonesia asal Solok, Sumatera Barat. Pertemanan mereka berlanjut hingga akrab. Sering menawarkan ikan segar kepada teman tersebut. Lalu sebagian dibagikan kepada kami, tetangganya.
Termasuklah seekor ikan gurita segar tadi malam. Sebelumnya tak pernah makan ikan gurita. Saya tahu itu adalah makanan laut yang sangat enak. Biasanya yang bisa makan gurita ini adalah kelas atas di restoran yang mewah. Kami bukan bagian dari kelas tersebut. Alhamdulillah, atas kehendak-Nya, akhirnya kami dapat menikmatinya.
Sebelumnya, saya pun diberikan seekor ikan solmon. Ini adalah jenis ikan yang enak dan mahal pula. Selama puluhan tahun di Makassar, saya belum pernah makan ikan ini. Sulit mendapatkannya, kalau pun ada, mahal, dan biasanya pun di restoran kelas atas.
Seorang teman diaspora Indonesia asal Padang yang memberinya. Pagi-pagi dia sudah kirim pesan kepada saya. Katanya baru pulang mancing di laut, dapat beberapa ekor ikan. Satu ekor dia tawarkan ke saya. Alhamdulillah. Nimat Tuhan kamu yang mana lagi yang kamu dustakan?
Hari ini seorang teman lagi mengantarkan paket sembako. Kami ketemu di tempat parkir. Sembako berupa beras, gula, mie, tepung dan lain sebagainya. Paket ini berasal dari seorang dermawan Muslim asal Arab Saudi. Biasanya memang jelang Ramadhan, orang Arab suka bagi-bagi hadiah.
Terkait dengan sembako ini sebenarnya ada kisah unik. Sekitar dua tiga minggu lalu, beredar info bahwa akan ada bantuan untuk pelajar internasional yang terkena dampak Covid-19 khususnya di Wollongong. Bagi yang berminat, dapat menulis nama, alamat dan nomor hp. Ini permintaan dari sang dermawan.
Hingga beberapa hari, tak ada respon positif dari teman-teman. Mungkin segan atau ginana gitu, atau merasa tak kena dampak, sehingga merasa tak berhak mendapat bantuan dimaksud. Beberapa hari kemudian, dalam rapat online pengurus Jamaah Pengajian Illawwarra (JPI) Wollongong, hal ini dibahas lagi. Karena sang calon donatur mendesak nama-nama yang membutuhkan bantuan.
Dalam rapat tersebut, tak ada teman yang mengaku. Hingga satu minggu kemudian rapat lagi. Muncul lagi masalah ini. Tak ada yang mengaku berminat. Padahal sang dermawan sudah terus mendesak. Kami semua merasa tak berhak mendapat bantuan tersebut karena tak terkena langsung dampak covid ini.
Akhirnya dalam rapat JPI, diputuskan untuk mengutus ketua JPI dan salah seorang anggota untuk bertemu langsung dengan sang dermawan. Dari pertemuan mereka tersebut, terdapat satu kesepakatan. Bahwa bantuan ini tidak lagi terkait dengan dampak Covid-19. Kategorinya diganti menjadi hadiah untuk pelajar internasional Indonesia di Wollongong jelang Ramadhan.
Alhamdulillah. Maka nikmat Tuhan kamu yang mana lagi yang kamu dustakan?
Wassalam
Crown Street Mall, Wollongong, 23.04.20 sambil temani nyonya belanja persiapan sahur.
0 Comments