About Me

Kehangatan Persahabatan bersama Durian Montong Sinjai



Sambutan Durian Otong Sinjai

Entah bagaimana ceritanya saya bisa sampai di rumah ini. Pas tiba di rumah ini saya disambut dengan mesra oleh seorang sahabatku. Tidak ada janjian sama sekali kami akan ke rumahnya. Begitu turun dari mobil begitu dia datang menyambutku. Pas dipersilahkan masuk ke ruang tamu pas duduk sejenak pas pula datang dua buah durian otong yang sudah dikupas. Sisa memakan saja. Inilah salah satu makna mendapat durian runtuh. Bukan hanya runtuh, tapi langsung bisa dimakan setelah berdoa tentunya.

Saya ke Sinjai dalam rangka tugas negara. Mengurus lokasi KKN UIN Alauddin Makassar di kabupaten penghasil susi ini. Esok saya akan bertemu dengan Camat Sinjai Timur dan para kepada desa. Berangkat tadi siang setelah urusan di Bank Muamalat dan Kantor Kemenag Gowa selesai secara tuntas. Bersama dengan dua orang rekan sejawat dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Dr. Arifuddin dan Dr. Syamsidar. Kami masing-masing beda kecamatan.

Dr. Syamsidar tadi turun di Bulukumba, karena lokasi KKNnya memang di situ. Tak jauh dari areal perkebunan London Sumatera yang disoal warga belakangan ini. Saya lanjutkan ke Sinjai bersama Dr. Arifuddin. Tak ketinggalan seorang hafidz dari Bissoloro ikut serta.

Ternyata Dr. Arifuddin membawa kami ke penginapan di rumah adiknya. Ternyata adiknya itu mengenal saya. Ternyata dia adalah Andi Makmur Jaya Nur, temanku sesama pengurus IRM Sulsel akhir tahun 1990an. Seperiode dengan Chaidir Syam Ketua DPRD Maros, Alamsyah caleg di Takalar dan Wahriyadi  caleg di Wajo, serta teman-teman lainnya.

Alangkah kagetnya saya bertemu dengan beliau. Karena tak disangka. Coba kutahu sebelumnya bahwa kami akan bermalam di sini, tentu sudah kusiapkan roti boy untuk anaknya.

Lebih kaget lagi karena pas tiba di rumahnya langsung disajikan durian otong. Tentu saya sangat senang dan bersyukur kehadirat Allah Swt. Durian biasa saja saya jarang makan apalagi durian otong dengan kualitas ekspor ke berbagai negara.

Oh Sinjai. Saya sangat akrab dengan nama kabupaten ini. Sangat lekat dengan nuansa religius dan budaya Bugis yang sangat memanusiakan manusia. Melebihi penghormatan kepada dirinya sendiri.

Sinjai adalah kampung kenangan bagi saya. Banyak kisah cinta yang tumbuh di sini. Cinta agama, cinta bangsa dan cinta keluarga.

Terimakasih atas durian otongnya yang sangat lembut. Selembut hati tuan rumah yang menyambut kami dengan  suka cita.***

Wassalam
Haidir Fitra Siagian
Sinjai entah apa nama kawasan ini, 13 Februari 2019 jelang tengah malam.

Catatan : artikel ini ditulis setahun lalu
Foto : Fb Gelora/istimewa

Post a Comment

0 Comments

close