About Me

Toleransi Warga Australia terhadap Muslim yang Berpuasa



Toleransi Warga Australia terhadap Muslim yang Berpuasa


Dalam bulan suci Ramadan ini, ketika umat Islam sedang melaksanakan ibadah puasa, memiliki tantangan tersendiri, apalagi berada di tengah komunitas yang sebagian besar justru tidak berpuasa. Namun demikian sebagian umat Islam, yang mana tujuan puasa adalah untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan kita kepada Allah Swt., maka tantangan apapun yang dihadapi, mesti dihadapi dengan sikap yang istiqamah.


Pada saat kita sedang berpuasa, sementara orang lain tidak berpuasa, maka ada kalanya mereka mengundang kita untuk makan bersama. Sementara kita mungkin menerima undangan tersebut, namun kita juga tidak ingin mengecewakan mereka. Bagaimana pandangan dan tindakan kita sebagai umat yang toleran terhadap hal ini? 


Menurut Ustadz Haris Abu Hasanah, warga Australia adalah warga yang memiliki sikap toleran terhadap umat Islam. Khusunya bagi mereka yang tingkat pendidikannya sudah bagus, telah mengetahui tentang kehidupan umat Islam. Mereka mengenal apa itu puasa, dan apa itu Islam. Apalagi mereka yang sudah pernah ke negara-negara Islam seperti Malaysia. Bahkan diantara mereka, ada juga yang menjalankan puasa. Tentu bukan sebagai ibadah, tetapi untuk urusan kesehatan.


Jadi dalam konteks ini, kita tidak perlu ragu dalam melaksanakan ibadah puasa dan menjelaskan kepada mereka bahwa kita sedang berpuasa. Ustadz Haris mencontohkan dirinya ketika berpuasa di kantor. Pimpinan dan staf lainnya memahami bahwa dia sedang tidak boleh makan dan minum pada siang hari karena sedang menjalankan ajaran agamanya. Mereka justru menghormati orang yang sedang berpuasa.


Demikian antara lain pandangan ustadz  Haris dari Sydney ketika membawakan pengajian Ahad pagi secara virtual yang diadakan oleh warga Indonesia yang tergabung dalam Pengajian Jamaah Illawara (JPI) Wollongong, tadi pagi (Ahad, 27 April 2020). Pengajian ini merupakan program rutin yang dilaksanakan setiap hari Ahad subuh. Biasanya dilaksanakan di Masjid Omar Wollongong, akan tetapi saat ini hanya dilalukan secara online.


Dalam pengajian kali ini, selain diikuti warga Indonesia yang sebagian besar adalah pelajar yang ada di Wollongong dan sekitarnya, juga diikuti warga JPI yang sudah alumni. Diantaranya adalah Mas Bibit Riyanto yang saat ini sedang berada di Jakarta. Pada kesempatan yang akan datang, diharapkan warga JPI termasuk para alumni yang sudah kembali ke Indonesia, dapat mengikuti program ini. Insya Allah.


Wassalam

Haidir Fitra Siagian

Keiraville, 27.04.20








Post a Comment

0 Comments

close