Mengenang Dr. H. Jamaluddin M.
Idris, M.Fil.
Kegigihan Memimpin Muhammadiyah,
Menjadikan Oase Peradaban di Parepare
Oleh : Haidir Fitra Siagian
Innalillahi wainna ilaihi
rajiun. Kita semua adalah mahkuk Allah Swt. yang tak berdaya di hadapan-Nya.
Tak ada yang mampu menolak ketika Dia berkehendak kepada siapa saja yang
diinginkan. Betapa pun kita mencintai seseorang, betapa pun kuat menjaga
seseorang, ketika Sang Khalik memintanya kembali, tiada jalan lain. Harus
melalui pintu yang telah ditetapkan-Nya.
Kita telah mendengar bahwa
orang tua, sesepuh Muhammadiyah Kota Parepare, Dr. H. Jamaludin M. Idris,
M.Fil., telah berpulang ke rahmatullah pada hari ini, dalam usia 67 tahun. Dalam
bulan yang sangat penting bagi umat Islam. Bulan suci Ramadan 1441 H, bulan
yang memberi keberkahan kepada hamba-hamba-Nya yang bertakwa. Kita mendoakan
agar almarhum mendapat ampunan, segala amal ibadahnya diterima dan diberitkan tempat
yang paling mulia di sisi-Nya. Insya Allah.
(Foto : Ketika almarhum promosi doktor di UIN Alauddin Makassar. Sumber : Rosmiati Ramli)
Saya adalah salah satu
saksi yang melihat, mendengar, mengetahui, dan merasakan budi baik pun
pengorbanan almarhum dalam memimpin Muhammadiyah. Ketulusan dan dedikasi beliau
menjalankan amanah organisasi. Tidak pagi dan tidak malam, memikirkan dan
bekerja untuk memberikan yang terbaik untuk sesama. Hal ini terlihat ketika
beliau menjadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Parepare selama dua
periode, 2000-2010. Bagi rekan saya, Muhammad Ishaq Nusu, mantan Ketua
Bidang Kader Pimpinan Daerah Ikatan Remaja Muhammadiyah Parepare, almarhum
adalah sosok ulama yang tawadhu dan menjadi tokoh panutan bagi kader
Muhammadiyah, pernah mendapat didikan dari almarhum saat masih aktif di IRM
tahun 1990-an.
Muhammadiyah di Kota
Parepare memang dari masa lalu hingga sekarang adalah salah satu ujung tombak
perjuangan Muhammadiyah di Sulawesi Selatan. Sebagai kota niaga, kota jasa,
kota bandar, kota yang religious, dan kota perlintasan ke seluruh pelosok Pulau
Sulawesi, Kota Parepare memiliki peran penting dalam bidang perekonomian dan
pendidikan. Sejalan dengan peranan kota tersebut, pun dimana Muhammadiyah
terlibat di dalamnya. Andil Muhammadiyah terhadap Kota Parepare, bukan hanya
dalam bidang sosial-keagamaan saja. Pun dalam bidang pendidikan dan membantu
meningkatkan taraf perekonomian daerah.
(Foto : Kegiatan Majelis Dikdasmen PWM Sulsel tahun 2019, Muhammadiyah Parepare bertindak sebagai tuan rumah. Sumber: HFS).
Lihatlah amal usaha
Muhammadiyah. Hampir semua jenis lembaga layanan sosial-keummatan warisan Kiyai
Dahlan ini, ada di Kota Parepare. Mulai dari panti asuhan, balai pengobatan,
bidang pendidikan, masjid dan pusat dakwah, lembaga perekonomian, layanan
sosial, semua ada di kota ini. Jika ada satu masalah sosial di tengah-tengah masyarakat
Kota Parepare, Muhammadiyah akan menjadi bagian dari solusinya. Ini bisa
menjadi bagian dari tolok ukur kemajuan suatu gerakan. Dengan amal usaha
tersebut, menjadi sarana utama bagi Muhammadiyah memberi andil dan pencerahan
kepada umat, bangsa dan negara.
Bagi warga dan aktivis Muhammadiyah
di Sulawesi Selatan, hampir dapat merasakan betapa Parepare adalah rumah yang
sangat bersahabat bagi kegiatan-kegiatan organisasi. Hampir setiap majelis, lembaga,
organisasi otonom, maupun amal usaha, pernah melaksanakan kegiatan di kota ini.
Baik berskala wilayah, regional Sulawesi maupun kegiatan tingkat nasional. Tidak
hanya sekali, bahkan berkali-kali. Tidak hanya dalam periode ini, bahkan sudah
dimulai sejak puluhan tahun lalu. Pokoknya jika ada pihak yang menunjuk Parepare
sebagai tempat kegiatan, maka keluarga besar Muhammadiyah Parepare akan menerimanya,
melaksanakan amanah dengan baik dan penuh pengabdian. Bagi warga Muhammadiyah
Parepare, menjadi tuan rumah kegiatan organisasi adalah bagian dari ruang yang
paling tepat menunjukkan jati diri serta untuk memeroleh redha Ilahi Rabbi.
Tidak hanya itu, di Kota
Parepare pun telah berdiri sebuah perguruan tinggi Muhammadiyah, yakni
Universitas Muhammadiyah Parepare (UMPAR). Perguruan tinggi ini berada di jalan
poros nasional, dan boleh dikatakan menjadi bagian penting dari Kota Parepare.
Bukan hanya bagi warga Muhammadiyah, melainkan bagi masyarakat Kota Parepare
pada umumnya. Jika menyebut Parepare, ingatan
kita akan terikut dengan UMPAR, khususnya bagi warga Muhammadiyah. Salah satu
universitas terbaik di Sulawesi Selatan, terutama yang ada di luar Kota
Makassar. Hingga saat ini, bagi sebagian besar siswa yang baru lulus sekolah
menengah atas di sekitar wilayah Ajatappareng, UMPAR adalah pilihan utama jika
tidak ingin ke Kota Makassar atau luar provinsi.
(Foto : Kampus Universitas Muhammadiyah Parepare, oase peradaban mencerahkan umat. Sumber: Humas UMPAR).
Berdirinya universitas ini
sekitar 22 tahun lalu setelah berubah dari STKIP Muhammadiyah, tak lepas dari
peranan almarhum, bersama dengan tokoh Muhammadiyah lainnya. Saya ingin
menyebut alm. Drs. M. Said Amir Anjala, alm. Abdullah Bado, alm. Drs. M.
Arifuddin dan lain-lain. Saya tahu persis hal ini, karena mereka sering
bolak-balik ke Kantor Muhammadiyah Sulawesi Selatan, mengikuti rapat, urusan ke
Koopertis, dan sebagainya. Dimana saat itu, saya bekerja sebagai staf kantor
Muhammadiyah, sering kali menelepon dan menerima telepon dari mereka. Minta
dibuatkan surat rekomendasi, kelengkapan berkas, dan urusan yang terkait.
Ketika almarhum menjadi
Ketua Muhammadiyah Parepare, banyak juga berinteraksi dengan saya. Tentu
terkait dengan urusan dakwah dan organisasi. Saya pernah bermalam di rumahnya
jalan Sawi, bersama dengan ustadz Nasruddin Razak. Pernah menitipkan paket
barang-barang Muhammadiyah tengah malam dalam perjalanan ke Polewali, singgah
sebentar di rumahnya. Sesaat setelah selesai Musyawarah Wilayah Muhammadiyah
tahun 2005, dimana Parepare bertindak sebagi panitia pelaksana, bersama Kiyai Nas,
ingin pamit kepada beliau di rumahnya. Beliau minta maaf sekali, tak sempat
meyiapkan makanan di rumahnya, karena sibuk mengurus peserta musyawarah.
Ternyata beliau menitip amplop putih berisi lembaran merah kepada saya : “nanti
ajak Pak Kiyai singgah makan siang”, ucapnya.
Kemajuan yang dicapai UMPAR
pada hari ini, tak lepas dari peranan almarhum. Ketika Rektor UMPAR dijabat Drs.
Syarifuddin Yusuf, M.Si., almarhum menjabat sebagai Ketua Badan Pelaksana
Harian. Perkembangan UMPAR semakin maju saat itu. Salah satu indikatornya
adalah peningkatan jumlah mahasiswa, sarana dan prasarana yang terus ditambah,
serta peningkatan kualitas sumber daya dosen dan karyawannya. Termasuk juga
dengan penambahan fakultas, berdirinya program pascasarjana, dan program studi. Buah tangan tokoh-tokoh Muhammadiyah ini
telah memberi arti bagi negeri ini. Mencetak generasi muda yang gemilang dan
menjadi bagian dari oase peradaban, bangsa dan negara.
Wassalam
Gwynneville, NSW, Australia, 06.05.20
Gwynneville, NSW, Australia, 06.05.20
0 Comments