Covid-19 di Australia : Tamu
Pernikahan Hanya 10 Orang
Oleh : Haidir Fitra Siagian
Perdana Menteri New South
Wales, Australia, Gladys
Berejiklian, mengumumkan kembali pelonggaran pembatasan sosial yang
selama hampir dua bulan ini berlaku. Pembatasan dilakukan untuk menangani
penyebaran Covid-19.
Meskipun terdapat
pelonggaran pembatasan, akan tetapi masih tetap ada kewaspadaan yang tinggi. Protokol
keselamatan pencegahan penyebaran virus ini masih tetap diberlakukan. Hingga
saat ini di seluruh Australia sudah ada sebanyak 6.941 orang yang positif kena
virus ini, dengan jumlah kematian sebanyak 97 orang.
Beberapa pelonggaran yang
berlaku mulai Jumat kemarin antara lain khusus untuk negara bagian New South
Wales adalah :
(1). Pertemuan luar ruangan
hingga 10 orang, sebelumnya sama sekali tidak boleh;
(2). Kafe dan restoran dapat menerima
pengunjung maksimal sebanyak 10 orang saja yang dapat duduk di dalam,
sebelumnya sama sekali tidak boleh. Hanya boleh membeli dan membawa pulang, semua
kursi dinaikan ke atas meja;
(3). Tamu yang bisa berkunjung ke rumah
maksimal 5 pengunjung ke rumah tangga setiap saat, sebelumnya sama sekali tidak
boleh;
(4). Acara pernikahan sekarang boleh dihadiri
maksimal 10 orang, sebelumnya hanya 5 orang;
(5). Pemakaman dalam
ruangan hingga 20 pelayat, pemakaman luar ruangan hingga 30 orang pelayat.
Sebelumnya hanya maksimal 10 orang saja;
(6). Pertemuan keagamaan
di rumah ibadah, boleh dihadiri maksimal 10 orang saja, sebelumnya sama sekali
tidak boleh. Rumah ibadah harus ditutup;
(7). Penggunaan peralatan
luar ruangan dengan hati-hati, sebelumnya tidak boleh;
(8). Kolam renang luar
ruangan terbuka dengan batasan, sebelumnya tidak boleh.
Selain itu, untuk berkendaraan
dalam satu mobil sekarang sudah dibolehkan untuk jarak yang terbatas. Suami istri
boleh satu masuk dalam satu mobil, juga anggota keluarganya yang tinggal
serumah. Selama ini di sini sebenarnya tidak ada pelarangan keluar rumah, hanya
dibatasi saja untuk hal-hal yang memang penting. Boleh pergi keluar rumah jika
alasannya rasional dan dapat dipertanggungjawabkan.
Jika alasannya tidak rasional, bisa dikenai denda.
Tempat-tempat yang selama
ini tetap dibuka adalah fasilitas umum yang sangat vital, misalnya supermarket,
kantor-kantor pemerintah yang melayani
kebutuhan penting masyarakat seperti bank, listrik, dinas kebersihan, dan
lain-lain. Itupun dengan menerapkan protokol keselamatan yang sangat ketat.
Tempat-tempat yang
ditutup selama ini adalah yang tidak sangat penting seperti kasino, bar atau
pub, bioskop, taman bermain anak-anak, rumah ibadah, dan lain-lain. Sekarang tempat-tempat
tersebut masih ditutup kecuali rumah ibadah boleh menerima jamaah maksimal 10
orang. Jadi masjid pun sudah boleh buka, tapi sampai tadi belum ada pengumuman
kepada jamaah untuk datang ke Masjid Omar Wollongong. Mungkin masih dipertimbangkan
berbagai hal.
Inilah antara lain cara Pemerintah
Australia dalam menangi masalah covid-19. Saya tak melihat ada penyemprotan
disinpektan ke jalanan atau rumah-rumah penduduk. Tidak ada juga imbauan untuk
memakai masker.
Jika ingin masuk ke
fasilitas umum yang vital tersebut di atas, ada protokol keselamatan. Misalnya harus
menyediakan hand sanitizer di pintu masuk. Semua troly belanja dibersihkan
setiap saat. Pemberlakuan jarak satu setengah meter ketika antri di kasir atau
masuk ke supermarket, demikian pula antri di ATM atau masuk ke bank. Semua ini
dipatuhi warga dengan tertib.
Beberapa kantor atau
perusahaan yang tutup, karyawan yang dirumahkan, tetap mendapat gaji yang
dibayarkan oleh pemerintah. Cukup pihak perusahaan melaporkan kepada pemerintah
nama-nama karyawan yang dirumahkan, disertai nama lengkap dan nomor rekening.
Pemerintah akan membayar gajinya. Tidak tampak adanya pembagian sembako dari
pemerintah.
Dalam pengamatan saya,
semua protokol keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah, dapat dipahami dan
dipatuhi oleh masyarakat. Bahwa ada yang melanggar, tentu, namun jumlahnya
tidak banyak. Itupun mereka yang ketahuan telah ditetapkan denda yang cukup
besar. Misalnya pelanggaran physical distancing (jaga jarak fisik) akan didenda
sampai setara dengan sepuluh juta Rupiah.
Hingga saat ini
penyebaran covid-19 di Australia sudah dapat dikatakan telah ditangani dengan
baik. Di beberapa negara bagian melaporkan nol kasus untuk beberapa hari ini. Sudah
ada tanda-tanda akan berakhir. Namun pemerintah belum akan membuka pembatasan
sosial secara menyeluruh. Tidak mau mengambil resiko yang besar jika tiba-tiba
angka penularan virus ini langsung melonjak. Pembukaan pembatasan sosial akan
dilakukan bertahap dan terus dievaluasi setiap saat.
Saya amati juga bahwa
tingkat kesungguhan dan profesionalnya pemerintah Australia dalam menangani
wabah ini. Sangat serius dan terukur. Tidak ada kompromi terhadap yang
melanggar, meskipun dari kalangan pejabat. Bahkan ada satu pejabat setingkat Menteri
yang terpaksa harus mengundurkan diri karena melanggar aturan pembatasan sosial.
Pemerintah pun selalu memberikan informasi tentang perkembangan covid-19 kepada
masyarakat. Hampir setiap saat ada konferensi pers secara bergantian oleh
pejabat-pejabat dari Perdana Menteri Federal maupun Perdana Menteri State. Bahkan
dua kali sehari, baik melalui media elektronik, media sosial maupun media
online. Pemerintah terbuka dan jujur dalam menyebarluaskan informasi.
Mulai hari Selasa lusa,
12 Mei 2020, anak-anak kami akan kembali masuk sekolah. Setelah hampir dua
bulan libur dan dilanjutkan belajar di rumah secara online. Meskipun belajar di
rumah, mereka benar-benar belajar. Saya melihat gurunya beberapa kali menelepon
putriku. Pernah juga ada petugas sekolah mengantarkan bahan belajar dari
sekolah untuk putriku di rumah. Gurunya cukup serius dalam mengajar, meskipun
secara online.
Walaupun mereka sudah masuk
sekolah lusa, akan tetapi masih bertahap. Dijadwal sesuai dengan nama huruf
abjad nama terakhir. Jadi tidak semua siswa langsung masuk. Hari ini masuk, esok
libur atau belajar di rumah, dan seterusnya sampai ada pengumuman lebih lanjut
dari pihak pemerintah.
Dengan demikian, melihat
keadaan yang semakin baik ini, saya pribadi tetap berharap, mudah-mudahan kami
di sini masih sempat menunaikan ibadah salat di Masjid Omar dalam sisa bulan
Ramadan ini dan salat Idul Fitri secara berjamaah dengan seluruh umat Islam di
Kota Wollongong ini. Tulisan ini sengaja saya buat, mengingat beberapa kali
saya ditanyakan oleh teman-teman tentang keadaan kami selama terjadinya wabah
ini. Insya Allah.
Wassalam
Keiraville, 10.05.2020
Foto; Susana Pantai Wollongong tadi sore, sudah mulai ramai dikunjungi warga dengan tetap memperhatikan protokol keselamatan
0 Comments