In Memoriam Muhammad Dollar Siagian, 04
Januari 1937 – 12 Maret 2011
Muhammad Dollar Siagian, adalah seorang lelaki anak dari pasangan Sidiha Siagian dengan Malaijo Hutasuhut, lahir pada hari Senin tanggal 4 Januari 1937 M atau bertepatan dengan tanggal 21 Syawal 1355 H di Desa Hutasuhut Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Sumatra Utara. Kedua orang tuanya adalah bekerja sebagai petani dan berkebun di hutan-hutan dan rawa-rawa kawasan kaki perbukitan Bukit Barisan, sebelah barat lembah Sipirok.
Beliau merupakan anak keempat dari enam bersaudara. Kakak pertamanya bernama Sitiana Siagian. Abangnya bernama Pangaloan Siagian dan Musonnip Siagian. Adik perempuannya bernama Annie Faridah Siagian dan adiknya yang paling bungsu bernama Pardamean Siagian.
Dari enam bersaudara, lima orang sudah meninggal dunia, satu lagi yang masih hidup adalah Hj. Annie Faridah Siagian yang saat ini tinggal dan menjadi warga negara Singapura.
Muhammad Dollar Siagian, menikah dengan Nursyawalinah Pakpahan pada awal tahun 1960-an di Desa Panggulangan. Mertuanya bernama Djabolon Pakpahan (Haji Ali Akbar Pakpahan) dan Maya Harahap. Mertua atau Tulangnya saat itu adalah Kepala Desa Panggulangan dan pernah ikut berjuang bersama Lettu Sahala Muda Pakpahan dalam melawan penjajah Belanda pada masa perang kemerdekaan. Hubungan keluarga keduanya adalah bersepupu sekali (dongan saoppu).
Dari pernikahan ini, melahirkan 10 keturunan, dua orang di antaranya telah meninggal dunia. Fahruddin Siagian meninggal dunia dalam usia balita di Sipirok pada pertengahan tahun 1970-an dan Syafriani Naburju Siagian juga meninggal dunia dalam usia balita di atas bus dalam perjalanan antara Provinsi Sumatera Selatan dengan Provinsi Bengkulu pada akhir tahun 1980.
Saat ini yang masih hidup adalah Sitti Hajar Siagian, 58 (Sipirok), Syamsul Bahri Siagian, 55 (Sipirok), Ardol Rifai Siagian, 52 (Duri Riau), Jufridol Siagian, 50 (Sipirok), Haidir Fitra Siagian, 47 (Wollongong New South Wales Australia), Purnama Berliani Siagian, 44 (Duri Riau), Ahmad Afwan Siagian, 36 (Makassar Sulawesi Selatan), dan Azharul Fazri Siagian, 35 (Provinsi Lampung).
Mantan pengurus Masjid Nurul Iman Hutasuhut ini, semasa hidupnya mengabdikan diri sebagai guru SMP Negeri 1 Sipirok yang terangkat sebagai pegawai negeri sipil pada awal tahun 1960-an. Mata pelajaran yang diampuhnya adalah ilmu alam, ilmu bumi, ilmu pasti atau sekarang lebih dikenal sebagai mata pelajaran fisika. Seorang mantan siswanya yang sekarang sebagai dosen di Universitas Riau, yang bernama Makruf Siregar, dalam satu bukunya menulis Dollar Siagian sebagai salah satu tokoh pendidikan di Sipirok. Sempat akan diangkat sebagai Direktur SMP Negeri di Kecamatan Natal (sekarang Kabupaten Madina). Namun tidak jadi karena satu dan lain hal.
Banyak mantan siswanya yang telah berhasil, beberapa di antaranya adalah Abdul Rahim Siregar, mantan Kepala Dinas Peternakan Sumatra Utara dan mantan Pejabat Bupati Tapanuli Selatan. Ada juga Esmi Pohan yang saat ini bertugas di Kisaran dan Zubaidah Simatupang saat bertugas di Sipirok. Kemudian terdapat Aspizain Caniago, Irwan Sakti Siregar dan Zulkarmedi Siregar yang saat ini berkiprah di Jakarta. Termasuk pula adalah Bresman Pandapotan Marpaung yang sekarang jadi pengusaha di Lampung.
Penggemar buku-buku agama dan sains ini, pensiun dari PNS tahun 1997. Setelah pensiun sempat bermukim bersama keluarganya di Duri Provinsi Riau sampai tahun 2008. Sambil mengisi usia pensiun, beliau masih sempat membuka warung sembako dan berkebun kepala sawit selama sebelas tahun. Setelah kembali ke Sipirok, aktif sebagai pengurus Masjid Taqwa Muhammadiyah Pasar Sipirok dengan tugas utama memegang kunci masjid, muazzin dan imam rawatib, hingga akhir hayatnya.
Beliau meninggal dunia dalam usia 74 tahun pada tanggal 12 Maret 2011, di samping istri tercinta dalam keadaan sehat. Itu terjadi sesaat sebelum waktu subuh di rumahnya, Kelurahan Hutasuhut, Sipirok. Dan dikebumikan pada hari yang sama setelah salat Duhur di Pekuburan Pangurabaan Kecamatan Sipirok.
Namun Sang Pencipta berkehendak lain. Memanggilnya pulang ke haribaan-Nya. Dia-lah Sang Pemilik, sehingga semuanya akan kembali kepada-Nya.
Semoga Allah Swt., menerima segala amal ibadahnya, mengampuni segala dosa-dosanya dan menjadikannya sebagai orang beriman yang mendapat tempat paling mulia di sisi-Nya. ***
Penulis :
Haidir Fitra Siagian, S.Sos., M.Si., Ph.D. (Dosen UIN Alauddin Makassar, saat ini sedang tinggal di Wollongong New South Wales mendampingi istri yang sedang mengambil program doktoral dalam bidang Public Health di University of Wollongong, Australia). Kamis, 11 Maret 2021 jelang Magrib.
0 Comments