Foto: Kecantikan wanita bukan untuk dipertontonkan. Wanita yang mempertontonkan auratnya adalah mereka yang tidak punya harga diri lagi. Tiga orang Muslima sedang menunggu waktu untuk menyebrang di depan Hospital Adelaide. Ketiganya tidak mau memamerkan auratnya).
Konteks Kecantikan di Mata Tiga
Wartawan
Beberapa hari lalu, salah satu
media televisi menggelar kontes kecantikan perempuan. Pemenangnya adalah
seorang perempuan yang mengatasnamakan Provinsi Sulawesi Barat. Di media sosial
facebook, ada yang pro dan ada yang kontra. Perkenankan saya mengutip status
dan komentar dari beberapa teman wartawan sebagai berikut:
Maria
Asteria, Putri Indonesia 2014 itu wakil dari Sulbar? Wow, sebagai orang yang
pernah menghabiskan masa kecil di Mamuju, saya ikut bangga. Tapi kenapa teman2
di Mandar sana protes ya??? Apa karena dia tidak tahu bahasa Mandar, tidak tahu
sandeq, tidak tahu tari pattu'duq, tidak mengenal pantai Palipi? Tidak tahu
Pulau Karampuang, Anjoro Pitu, tidak pernah makan ikan penja dan loka anjoroi?
Putri Sulbar KW berapa nih jadinya? hehehe..... Tabe mating pueeeeee
Bukan
itu esensinya. Di mana2 kalau ada yang, misalnya, mau lamaran kerja, mau lamar
anaknya orang, mau pacaran, dll ingin kita tahu latar belakangnya, CV-nya. Nah,
sama dengan kasus ini, tiba2 ada yg "mewakili" kita tanpa ada asap,
tanpa api. Cari2 infonya di internet dan sumber lain dapatnya ini: http://radar-sulbar.com/opini/miss-sulbar-bukan-sulbar/
Ini
bukan sekadar soal pengakuan terkait kerudung dan segala atribut busana. Ini
esensinya soal mewakili sulbar tapi tidak "pegang" brevet Sulbar
sedikit pun. Ingat, spt umumnya orang Sulawesi lainnya, orang Mandar itu
terkenal jujur, fair, terbuka apa adanya, dan tidak munafik. Buat apa merasa
punya mahkota tetapi tidak pantas memakainya? Buat apa ikut kompetisi bila tidak
jujur pada diri sendiri, panitia, dewan juri, dan masyarakat luas? Sekali lagi,
ini menyangkut kejujuran... Apa bangganya punya prestasi tapi diperoleh secara
tidak jujur. Sejak dari seleksi berkas administrasi, mestinya dia sudah gugur
karena tidak jujur.
Dicopi tanggal
19-2-14 dari perbincangan dalam media sosial
------------:
Ina Hamid Aly, sepengetahuan
saya adalah seorang wartawan Harian Republika. Harian ini kenal sebagai media
yang sering menyuarakan aspirasi umat Islam. Dia menyesalkan adanya masyarakat
Sulbar yang memprotes keikutsertaan seorang perempuan dalam kontes kecantikan.
Menurutnya. Katanya, justru itu harus didukung.
Muhammad Ridwan Alimuddin. Dia
seorang wartawan Harian Radar Sulbar, dibawah naungan Jawa Pos Group. Media
ini, tidak begitu jelas, apakah membela Islam atau tidak, tergantung situasinya,
apakah menguntungkan atau tidak, juga tergantung dimana lokasinya berada. Dia
menyayangkan seorang perempuan yang mengatasnamakan Sulbar ikut kontes
kecantikan, padahal dia bukan warga Sulbar.
Nara Nasrullah. Adalah seorang
wartawan Harian Kompas. Oleh banyak kalangan, harian ini dinilai tidak jarang
justeru membawa misi yang berbeda dengan misi yang dibawa oleh Harian
Republika. Dia justru tidak suka jika seseorang perempuan ikut mengikuti kontes
kecantikan tetapi tidak memperlihatkan kejujuran sebagaimana tabiat orang
Mandar yang sesungguhnya. Karena si perempuan tersebut, ternyata bukan orang
Sulbar, tapi kenapa dia mengatasnamakan dirinya putri Sulbar.
Analisa
Ringan
Dari ketiga komentar tersebut di atas, ada satu hal yang
menarik saya dan perkenankan saya mengutarakan analisa ringan yang sederhana.
Bagaimanapun dalam ajaran Islam, tubuh wanita itu adalah aurat yang mesti
dijaga. Bukan untuk dipamer-pamerkan. Bagaimanapun sepengetahuan saya, tidak
ada ulama benaran yang membolehkan adanya kontes kecantikan wanita. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa kontes kecantikan tersebut di atas yang
diikuti oleh seorang perempuan yang mengatasnamakan Sulbar, dalam pandangan Islam
tidak dibenarkan.
Ternyata setelah dianalisis dari ketiga komentar
tersebut, bila dikaitkan dengan tempat bekerjanya seorang wartawan, tidak
memiliki korelasi yang signifkan terhadap pandangan mereka terkait dengan
kontes kecantikan wanita. Wartawan yang bekerja di harian yang membawa misi
Islam, justeru mendukung adanya kontes kecantikan tersebut. Sedangkan seorang
wartawan dari media yang netral, kecenderungannya tidak suka adanya orang
Sulbar mengikuti konteks kecantikan. Demikian pula seorang wartawan yang
bekerja di media yang dipandangan sering atau pernah berhadap-hadapan dengan
umat Islam, juga memperlihatkan kecenderungan tidak senang dengan adanya
seorang wanita yang tidak jujur mengikuti kontes kecantikan dengan membawa-nama
Provinsi Sulawesi Selatan.
Ini adalah analisa yang perlu dikaji lebih jauh lagi.
Wassalam
Bilik Mention Siswazah, 24-2-14
jelang ashar, sambil menunggu panggilan dari penyelia
Maria
Asteria, Putri Indonesia 2014 itu wakil dari Sulbar? Wow, sebagai orang yang
pernah menghabiskan masa kecil di Mamuju, saya ikut bangga. Tapi kenapa teman2
di Mandar sana protes ya??? Apa karena dia tidak tahu bahasa Mandar, tidak tahu
sandeq, tidak tahu tari pattu'duq, tidak mengenal pantai Palipi? Tidak tahu
Pulau Karampuang, Anjoro Pitu, tidak pernah makan ikan penja dan loka anjoroi?
Putri Sulbar KW berapa nih jadinya? hehehe..... Tabe mating pueeeeee
- Nara Nasrullah, Wan Putuhena dan 5 orang lainnya menyukai ini.
Fauzan Mukrim Miss Indonesia katanya, Kak.
bukan Putri Indonesia. mungkin dia punya teman orang Sulbar. hehehe
Nara Nasrullah Kawe asli.... Tidak pernah
makan jepa lame dan telur ikan tarawani.
Ina Hamid Aly Eh iya, salah saya. Jadi Miss
Indonesia ya... Saya juga punya teman orang Sulbar, Ocan, banyak malah...
Hahaha... Katanya sih temen kuliah anaknya Gubernur Sulbar!
Ina Hamid Aly Wuiiih... nyamanna itu kak Nara Nasrullah, jepa sama ikan masak mandar,
yang pakai minyak kelapa tanak nan harum mewangi itu... #lapaaar
Nara Nasrullah Namanya rahajeng? Marga dan
asal usul silsilah yg tdk ada di tanah mandar. Pertanda bhw ajang pemilihan yg
diprakarsai istri bos RCTI itu memamg asal2an dan akal2an.... Tdk ubahnya
memilih wakil rakyat yg duduk di senayan tanpa perlu berasal usul dr daerah
sendiri. Persis angelina sondakh yg duduk di senayan dgn mengatasnamakan sebuah
dapil di jateng meski sejatinya dia dari minahasa (sulut).
Nara Nasrullah Ha ha.... soal jepa, pengen
deh bernostalgia makan penganan asal mandar di ibu kota ini. Di mana adanya ya?
Ha ha....
Ina Hamid Aly Rahajeng, kalau Bugis mungkin
masih nyangkut. Tapi Mandar??? hmmmm..... '
Bonny D. Hall Tolong diajarin Na..:))
Ina Hamid Aly Mencari jepa di Jakarta,
adanya harus diadakan kak... haha. Cari tungku dan tembikarnya yang susah...
Muhammad Ridwan Alimuddin Bukan itu esensinya. Di mana2
kalau ada yang, misalnya, mau lamaran kerja, mau lamar anaknya orang, mau
pacaran, dll ingin kita tahu latar belakangnya, CV-nya. Nah, sama dengan kasus
ini, tiba2 ada yg "mewakili" kita tanpa ada asap, tanpa api. Cari2
infonya di internet dan sumber lain dapatnya ini: http://radar-sulbar.com/opini/miss-sulbar-bukan-sulbar/
radar-sulbar.com
Miss Sulbar Bukan “To Sulbar” by Radar Sulbar on Feb 18, 2014 | No
commentsPoste...Lihat Selengkapnya
Muhammad Ridwan Alimuddin Kak Asdar Muis "aku
justru bahagia karena yang menang hanya "merasa sulbar"/ tak
terbayangkan jika "duta asli" kita memajang aurat di negeri orang/
maaf/"
Bunda Langit Kl berteman sama anak gub msh
moji makan di kindo mina?
Enci Siti Darojah Kan pernah di ajang Putri
Indonesia, ada yg mengaku mewakili Aceh. Tampil tanpa kerudung dia bilang
karena tidak suka pemaksaan pakai kerudung di Aceh. Ternyata aslinya memang
tidak pakai kerudung..Mbok ya ngaku aja gitu..
Asdar Muis mewakili sulbar yang tak
mengirim wakil/ aku bangga pada sulbar yang tak mengirim wakil/ hanya saja ...
gubernur memberi izin/ wkwkwkwk/ memalukan!
Ema Husain mau jepa dan anjoro serasa
ngidam deh ....
Nara Nasrullah Ini bukan sekadar soal
pengakuan terkait kerudung dan segala atribut busana. Ini esensinya soal
mewakili sulbar tapi tidak "pegang" brevet Sulbar sedikit pun. Ingat,
spt umumnya orang Sulawesi lainnya, orang Mandar itu terkenal jujur, fair,
terbuka apa adanya, dan tidak munafik. Buat apa merasa punya mahkota tetapi
tidak pantas memakainya? Buat apa ikut kompetisi bila tidak jujur pada diri
sendiri, panitia, dewan juri, dan masyarakat luas? Sekali lagi, ini menyangkut
kejujuran... Apa bangganya punya prestasi tapi diperoleh secara tidak jujur.
Sejak dari seleksi berkas administrasi, mestinya dia sudah gugur karena tidak jujur.
Susanty Mustafa II Ahh kak ina..sy jd rindu loka
anjoroi sm tuing2. Untung dirumah sy msh stok asam mangga.hihi...
dicopi tanggal
19-2-14
2 Comments
Catatan:
ReplyDelete1. Seharusnya beberapa komentar dalam fb yang saya copy, tidak perlu dimuat dalam halaman ini, hanya tak sengaja ikut tercopy.
2. Foto yang memuat gadis berjilbab di atas, saya tidak kenal siapa dia. Hanya saya begitu gembira melihat ada orang pake jilbab di dekatku waktu itu, di negara yang minoritas Islam. Kalau suatu saat dia keberatan atas pemuatan foto tersebut, maka saya akan tarik kembali dan mohon maaf. Wassalam
Ralat : yang saya masudkan adalah "kontes" bukan "konteks". Demikian ralat ini. Wassalam
Delete